MANFAAT RASA MALU

Oleh : Ust. faisal Kunhi SAg, MA

إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

“Bila engkau tak punya rasa malu, maka berbuatlah sekehendakmu.“

🔎 PENJELASAN:

  1. Malu menurut para ulama adalah:

“ انْقِبَاضُ النَّفْسِ مِنْ شَيءٍ وَتَرْكُهُ حَذْرًا عَنِ اللَّوْمِ فِيْهِ “

“Menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu karena takut mendapatkan cercaan karena melakukan perbuatan tersebut.”

  1. Malu dalam Bahasa Arab disebut dengan حياء sedangkan hidup disebut dengan حياة ; ia terambil dari akar kata yang sama, maka artinya seseorang disebut hidup ketika ia masih memiliki rasa malu.
  2. Di dalam Al Qur’an Allah memerintahkan kita untuk memiliki rasa malu, Ia berfirman: “ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ “

“Dan pakaian taqwa itu lebih baik” (QS. Al ‘Araf 26 ), sebagaimana diriwayatkan dari Hasan bahwa pakaian taqwa itu adalah rasa malu.

  1. Dr. Sulaiman Al Asyqor menjelaskan yang disebut dengan pakaian taqwa adalah, “Yakni pakaian keimanan, amal kebaikan, wara’, menjauhi kemaksiatan, dan takut kepada Allah. Ini merupakan sebaik-baik pakaian dan seindah-indah perhiasan”.
    Pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah baju dan penutup kepala dari besi yang digunakan untuk berjihad di jalan Allah.
  2. . عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ

_Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih, atau enam puluh cabang lebih. Yang paling utama yaitu perkataan Lâ ilâha illallâh, dan yang paling ringan yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu termasuk bagian dari iman”. (HR. Bukhari).

Malu itu tanda ada iman di hati, maka ketika semakin hilang rasa malu untuk melakukan dosa, semakin terkikis iman yang terpatri di dalam hati.


  1. . قّالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: (مَنْ قَلَّ حَيَاؤُهُ قَلَّ وَرَعُهُ، َومَنْ قَلَّ وَرَعُهُ مَاتَ قَلْبُهُ)

*Siapa yang sedikit sifat malunya, maka sedikit sifat wara’nya dan siapa yang sedikit wara’nya maka matilah hatinya.“

7.
. وَقاَلَ الفُضَيْلُ بِنْ عَيَاضْ: (خَمْسٌ مِنْ عَلَامَاتِ الشَّقَاوَةِ: القَسْوَةُ فِي الَقلْبِ، وَجُمُوْدُ العَيْنِ، وَقِلَّةُ الحَيَاءِ، والرَّغْبَة ُفِي الدُّنْياَ، وَطُوْلُ الأَمَلِ)

Al-Fudayl Ibnu Ayadh berkata: (Lima tanda kesengsaraan adalah kerasnya hati, kakunya mata, tidak adanya kesopanan, keinginan untuk dunia, dan harapan yang berkepanjangan).

(زَيْنُ المَرْأةِ الحَيَاء، وَزَيْنُ الحَكِيْمِ الصَّمْتُ)

“Hiasan wanita adalah rasa malu dan perhiasan orang bijak adalah diam.“

  1. Adapun manfaat rasa malu adalah:

a). Menyempurnakan iman;

b). Akan membuat seseorang meninggalkan maksiat walaupun tidak ada yang melihat ketika dia malu kepada Allah;

c. Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat;

d. Dicintai oleh Allah dan manusia;

e. Akan menjadi benteng bagi dirinya untuk tidak melakukan hal-hal yang nista.

Leave a Reply