Akhir Hayat Ulama “Penentang Sunnah”

Oleh : Ust H. A. Burhanuddin Nadjib

“اللهم ارزقني الوفاة في بلد حبيبك المصطفى”

Ya Allah Wafatkan aku di negara tempat kelahiran kekasih Mu, Al-Mushtafa صلى الله عليه وآله وسلم

Itulah doa yg tidak pernah putus dilantun Syaikh Muhammad Al Ghazali sepanjang hayatnya. Ulama Besar asal Mesir yg telah melanglang buana ke berbagai negara.

Keluarga dan para murid Syaikh Al-Ghazali merasa aneh dengan doa tersebut. Krn mereka menganggap hal tsb mustahil utk diwujudkan. Mengapa? Tentunya mengingat tempat tinggal beliau yg jauh dari Arab Saudi ditambah lagi dengan kondisi Syaikh Al Ghazali yg sudah mulai sakit-sakitan.

Namun tidak ada yg mustahil bagi Allah, jika Allah sudah berkehendak, maka Kun Fayakun. Dilalahnya pada tahun 1996 Syaikh Al-Ghazali mendapat undangan utk hadir dalam sebuah Muktamar di Riyadh.

Murid-murid beliau memohon kpd Syaikh agar tidak memenuhi undangan tersebut karena dikhawatirkan ada orang-orang yang menyerang Syaikh disebabkan ketidaksukaan mereka terhadap sepak terjang dakwah Syaikh Al-Ghazali.

Saran yg sama juga disampaikan para dokter. Mereka mencegah Syaikh utk bepergian dan tetap dapat mengontrol emosionalnya.

Namun Syaikh Al-Ghazali tetap bersikeras dan bertekad menghadiri undangan. Beliau berangkat dan menyampaikan pendapatnya dalam Muktamar tersebut.

Salah seorang diantara peserta yang hadir menuduh Syaikh sebagai penentang dan memusuhi sunnah. Syaikh Al-Ghazali geram ketika mendengar tuduhan tersebut. Dengan suara lantang beliau menyampaikan sikapnya terhadap As-Sunnah.

Kalimat terakhir yang beliau sampaikan saat itu adalah

” نريد أن نحقق في الأرض لا إله إلا الله”

“Kami ingin mengimplementasikan kalimat Laa Ilaaha Illallah dimuka bumi.”

Syaikh Al-Ghazali tersungkur diatas meja pembicara setelah mengucapkan kata لا اله الا الله. Beliau terkena serangan jantung dan meninggal seketika di lokasi Muktamar.

Putra Mahkota Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz atas saran dari Syaikh Abdul Aziz bin Baz (Mufti Kerajaan Saudi) memerintahkan agar jenazah Syaikh Muhammad Al-Ghazali dimakamkan di Madinah Al Munawwarah.

Dr. Zaghlol An-Najjar yg saat itu berada di Madinah memberikan kesaksian,
“Ketika jenazah Syaikh tiba di Madinah, ternyata banyak pesawat pribadi dan carteran dari berbagai negara yg tiba di bandara Madinah. Begitu banyak orang yg hadir utk ikut menshalatkan jasad Syaikh Muhammad Al-Ghazali di Masjid Nabawi. Saking banyaknya orang yang mengantar ke pemakaman, orang saling berdesakan. Ujung pengantar jenazah sudah tiba di pekuburan Baqi, namun bagian akhirnya masih berada di Masjid Nabawi.”

Seorang lelaki yg biasa menggali kubur di Baqi mengatakan, “Syaikh Muhammad Al-Ghazali ini sangat aneh. Sebelumnya aku selalu mendapatkan tanah yg keras dan susah utk digali. Namun semuanya berubah ketika aku menggali lubang kubur utk beliau. Tanahnya lunak dan mudah utk digali. Makam beliau diapit dua sosok ulama besar Nafi maula Ibnu Umar dan Malik bin Anas pengasas Madzhab Maliki.

Posisi makam beliau yg berada diantara ulama ahli fiqh dan ahli hadis itulah yang menyebabkan beliau setelah wafat nya mendapatkan julukan “Jenazah sang Penjaga” dan seolah ingin menegaskan bahwa tuduhan sebagai “penentang sunnah” adalah tidak benar.

رحمه الله رحمة واسعة الشيخ محمد الغزالي
وغفر الله له

Leave a Reply