Pontianak, (21/11) – Sekumpulan pemuda dari lintas organisasi dan komunitas berkumpul dalam acara yang bertajuk Sarasehan Tokoh Muda se-Kalimantan Barat. Bergabung dalam acara ini perwakilan dari 20 organisasi dan komunitas, serta pemuda-pemudi yang mewakili kabupaten / kota di Kalimantan Barat. Tercatat lebih 70 pemuda dan pemudi yang hadir di acara tersebut.”Tadi terus berdatangan beberapa rekan muda, bahkan ada yang tidak mengisi presensi, ya sekitar 70-an pemuda yang hadir,” ujar Vera selaku MC, yang juga merupakan penyiar di Radio Mujahidin.Acara yang berkonsep garden party ini meskipun sederhana namun dikemas oleh panitia dengan sangat apik. Sehingga benar-benar menjadi ajang pertemuan insan muda untuk saling merajut kolaborasi. Sarasehan ini menghadirkan Habib Idrus Salim Al Jufri selaku Ketua Umum Himpunan Dai Muda Indonesia (HDMI). “Kita menghadirkan Habib Idrus untuk berbagi pencerahan mengenai tantangan dan peluang kebaikan bagi para pemuda. Beliau termasuk tokoh muda nasional yang telah merintis Himpunan Dai Muda sebagai wadah berbuat baik para anak muda. Prinsip HDMI itu mengajak anak muda melakukan kebaikan bareng-bareng, itu yang kita harapkan bisa ditumbuhkan dalam semangat anak muda Kalimantan Barat,” ungkap Muhammad Irfan Abdul Aziz selaku Koordinator Nasional Muallaf Center HDMI yang juga berasal dari Kalimantan Barat. Di taman belakang Pavillon, Habib Idrus meminta kepada para tokoh muda yang hadir untuk memiliki kegelisahan. “Yang penting anda punya kegelisahan. Kalau kegelisahan kita itu kegelisahan yang receh, maka hasilnya pun akan receh. Karena itu kegelisahan kita nggak boleh cemen (remeh, red),” pesannya. Habib Idrus lalu mengajak seluruh hadirin untuk bangun dan membangunkan yang lainnya. “Ayo bangunkan kita semua. Jangan sampai kita jadi generasi rebahan terus-menerus. Generasi rebahan sudah, dua tahun pandemi sudah selesai. Ayo kita bergerak sekarang!” ujarnya penuh semangat yang langsung disambut tepuk tangan peserta.Sembari menunjuk ke kolam di tengah taman, ia pun menyitir pesan Imam Syafi’i bahwa air yang tidak bergerak itu adalah air yang sakit. “Sama seperti kita, kalau tidak bergerak tidak akan bersih, tidak akan fresh,” bandingnya.Acara diakhiri tepat saat adzan Maghrib berkumandang. Para pemuda yang hadir pun pulang dengan semangat baru, yang siap dibangkitkan di organisasi atau komunitas masing-masing, maupun di kabupaten asalnya. “Acara yang sungguh bermanfaat bagi generasi muda, meningkatkan dan menyadarkan kembali peran pemuda bagi negara, Bangsa dan Agama,” begitu kesan Adi Safari yang berasal dari komunitas Ayah Millenial Kalimantan Barat.[]