
Malam itu adalah malam pertama pernikahan Rasulullah ﷺ dengan Sayyidah Shafiyyah رضي الله عنها. Rasulullah menikahinya selepas mengucapkan syahadat, menyatakan keislamannya.
Saat malam itulah Abu Ayyub Al Anshari berdiri berjaga didepan pintu rumah Rasulullah. Sikap tersebut dilakukan dengan inisiatifnya sendiri tanpa sepengetahuan Rasulullah.
Abu Ayyub khawatir jika malam pertama pernikahan Rasulullah dan Shafiyyah akan terjadi pengkhianatan dan hal lain yang tidak diinginkan.
Rasulullah merasakan ada sesuatu yang mencurigakan, maka beliaupun keluar rumah utk memeriksa kondisi diluar. Ternyata didepan pintu didapati Abu Ayyub sedang berdiri bersiap siaga sambil memegang senjata.
“Apa yg sedang engkau lakukan wahai Abu Ayyub?” Tanya Rasulullah.
“Wahai Rasulullah, Ayah Shofiyah baru saja terbunuh dalam pertempuran yg engkau pimpin. Kini engkau menikahi nya. Aku khawatir jika terjadi apa-apa pada dirimu. Aku takut Shofiyah berkhianat. Makanya aku berdiri disini utk menjaga mu.” jelas Abu Ayyub menjawab pertanyaan Rasulullah.
Rasulullah tersenyum mendengar jawaban Abu Ayyub sambil mendoakan,
“حَرَسَكَ الله يا أبا أيوب حيّاً وميتاً”.
Semoga Allah menjagamu saat masih hidup maupun setelah wafat wahai Abu Ayyub
Waktu berlalu dari peristiwa itu. Rasulullah pun wafat. Berbagai penaklukkan dilakukan para khalifah yang menggantikan Rasulullah. Kaum muslimin sangat diperhitungkan karena izzah dan kemuliaan yg mereka miliki.
Abu Ayyub turut serta dalam berbagai pasukan utk berjihad dijalan Allah. Salah satu perjalanan jihad Abu Ayyub adalah ekspedisi penaklukkan kota Konstantiopel. Beliau sangat terobsesi dengan hadis Rasulullah yang menyatakan bahwa
فنعم الأمير أميرها ، ونعم الجيش ذلك الجيش.
Sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin pasukan dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang menaklukkan Konstantiopel.
Namun pasukan tersebut belum di takdirkan utk menaklukkan Konstantiopel. Bahkan Abu Ayyub menemui kesyahidan dalam pertempuran tersebut.
Jasad Abu Ayyub dimakamkan dibawah benteng konstatinopel dengan sorotan pandangan mata pasukan Romawi dan Kaisar mereka. Setelah itu pasukan kaum muslimin kembali ke Madinah.
Melihat salah satu tokoh kaum muslimin yg juga sahabat Rasulullah dimakamkan dibawah benteng Romawi, maka sang Kaisar mengirimkan surat kepada Khalifah Yazid bin Muawiyah yang isinya, “Saya tau, bahwasanya ada salah satu sahabat kalian yg dimakamkan di gerbang benteng kami. Kubur nya ada ditanah tempat kami berkuasa. Kami akan bongkar kuburannya dan jasad nya akan kami jadikan umpan anjing.”
Tujuan dari surat tersebut adalah untuk mengintimidasi pasukan kaum muslimin agar tidak kembali lagi. Maka Yazid bin Muawiyah segera merespon surat Kaisar Romawi dengan menuliskan jawaban dibalik surat tersebut sebagai bentuk penghinaan
“Anda pasti sudah tau kedudukan Abu Ayyub dimata Nabi kami. Demi Allah, jika kalian berani menyentuh kuburan Abu Ayyub, maka aku akan menggali lubang kubur untuk kalian satu persatu. Aku tidak akan membiarkan orang romawi hidup di tanah Arab. Jika aku mendapatkan mereka, maka aku eksekusi. Aku akan memimpin sendiri pasukan besar yang akan memisahkan kepalamu dari badanmu.” balas Yazid dalam suratnya.
Anggota tubuh Kaisar Romawi bergetar ketika membaca jawaban khalifah Yazid. Tanpa menunggu lama, Kaisar langsung mengirim kurir utk menyampaikan pesan yang isinya, “Kami akan menempatkan penjaga yang akan menjaga kuburannya.”
Setelah penaklukan benteng konstantiopel, kuburan Abu Ayyuh di pugar dan disampingnya dibangun masjid yang dinamai masjid tersebut dengan namanya. Siapapun yang memimpin Turki, mereka selalu menempatkan penjaga yg akan menjaga kuburan Abu Ayyub. Hal tersebut wujud dari doa Rasulullah ﷺ
حَرَسَكَ الله حيّاً وميتاً
ALLAH AKAN MENJAGAMU KETIKA MASIH HIDUP MAUPUN SETELAH WAFAT