Porter Hasan Al Basri

Oleh : Ust H. A. Burhanuddin Nadjib

Hasan Al Basri pernah menyewa porter (kuli panggul) utk membawa barang yg dibeli nya dari pasar menuju ke rumah.

Sepanjang perjalanan tidak ada kata yg didengar dari kuli panggul oleh Hasan Al Basri kecuali hanya 2 kalimat
Alhamdulillah dan Astagfirullah

Ketika sudah sampai di rumah, Hasan Al Basri membayar upah kuli panggul tersebut dan bertanya ttg 2 kalimat yang dibaca sepanjang jalan.

Kuli panggil itupun menjawab,
“Hidup saya seluruhnya bersama Allah dalam dua kondisi,
Kondisi nikmat yg selalu Allah berikan kpd saya, sehingga saya selalu mengucapkan Alhamdulillah (segala puji bagi Allah).
Kondisi terkadang dimana saya lalai, sehingga saya selalu beristighfar (meminta ampun) kepada Nya.

Setelah mendengar penjelasan kuli panggul tersebut, Hasan Al Basri langsung memukul telapak tangannya sambil berkata,
“Kuli panggul ini lebih faham dari dirimu wahai Hasan”.

Puncak dari pemberian Allah kepada seorang hamba bukanlah kebahagiaan (saadah). Karena kebahagiaan adalah perasaan yang sementara dan cepat berlalu!!

Puncak pemberian Allah kepada seorang hamba adalah rasa Ridho (kepuasan).

Allah tidak mengatakan kepada Rasulullah:

ولسوف يعطيك ربك فتسعد ..

(walasaufa yu’thiika robbuka fatas’ad)
Tuhanmu akan memberimu sehingga kamu akan bahagia (saadah) ..

Namun Allah berkata kpd Rasulullah

ولسوف يعطيك ربك فترضى…

(walasaufa yu’thiika fatardho)
Tuhanmu akan memberi kamu, dan kamu akan Ridho (puas)

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ

Allohumma Inna Nas-aluka Ridhooka wal Jannah wa Na’udzu bika min Sakhothika wan Naar
Semoga Allah selalu menanamkan keridhoan dalam hati kita semua.

Leave a Reply